SELAMAT DATANG DI KORWIL PMY NEWS!

Kami segenap Keluarga besar Korwil Pelajar Mahasiswa Yahukimo (PMY) menyambut baik saudara/i yang bersedia bergabung bersama kami di Blog KORWIL PMY NEWS.

Tujuan didirikannya Blog ini sebagai wadah pemersatu sesama anggota korwi PMY maupun non-anggota PMY serta sebagai sarana untuk sharing, berbagi pengalaman, ilmu, maupun berbagai informasi penting yang kita dapatkan dari berbagai sumber agar saudara/i atau rekan-rekan kita yang belum tahu menjadi tahu.

Apabila saudara/i mempunyai informasi penting bisa menghubungi kami melalui email kami: pmy_jkt@rocketmail.com

Terima kasih atas perhatian saudara/i dan apabila ada kritik ataupun saran kami dengan senang hati menerima demi kemajuan blog kami.
Hormat kami,
PENDIRI


<<<<<<<>>>>>>>>>>>

Kamis, 06 Januari 2011

MATERI SEMINAR WORKSHOP




 “ KONSEP DIRI DALAM RANGKA PEMBENTUKAN KARAKTER DAN PENGARUHNYA “

BAB. I. POLA PEMAHAMAN UMUM

A.     Pengantar
Berbicara tentang Konsep diri dalam rangka pembentukan karakter dan pengaruhnya dalam kehidupan menjadi isu sentral sehingga dapat membangun pemahaman melalui suatu kajian analisis terhadap konsep diri, karena pengembangan kepripadian dan pembentukan karakter pripadi dapat dibentuk persamaan dengan pertumbuhan dan perkembangannya, maka pada kesempatan ini kami mencoba mengkaji dan menjelaskan sedikit  pentingnya pemahaman konsep diri adalah sebuah pandangan dan sikap individu terhadap diri sendiri yang turut mempengaruhi perkembanganya, pandangan diri tersebut terkait dengan dimensi fisik, karakteristik individual, motivasi diri dan kemampuan atau potensi Mahasiswa, Pandnagan terhadap konsep diri yang sesungguhnya tidak hanya mencakup kekuatan-kekuatan dan hal-hal positif dari kepripadiannya, tetapi juga kelemahan-kelemahan, kegagalan, masalah (Persoalan), bahwa konsep diri adalah inti kepripadian individu.

Inti Kepripadian berperan penting untuk menentukan dan mengarahkan perkembangan kepripadian serta perilaku individu, maka ada 5 (Lima) tahap pembentukan konsep dari pada perkembangan seseorang, yaitu :
1.   Pada Usia 1,5 sampai 2 tahun disebut ( Sense Trust) atau perlu diberi motivasi dan bantuan bahwa anak itu bisah makan atau berjalan, jika anak tidak diberi kekuatan maka dianggap belum kuat untuk jalan dan diberi makanan cair.
2.   Usia 2-4 tahun disebut sense of Autonomy
Memberikan peluang dan biarkan inisiatif untuk mengmabil makan dan paki pakian sendiri dan membuat kemauannya sendiri.

3.   Usia 4-7 Tahun Sense of Initiatife
Memberikan peluang agar dapat mengembangkan kemampuan untuk menggambar, menulis dan membaca dengan memberi semangat dan motivasi.

4.   Usia 7-12 tahun ( Sense of Industry)
Memiliki keinginan Karya ( Belajar Bisnis/membuat Kue dll)
5.   Usia 12 tahun keatas disebut sense of identity
Belajar memperoleh identitas diri dan terbentuklah gambaran mengenai dirinya sendiri

Berdasarkan dari beberapa hal disebut diatas, maka konsep diri bukanlah suatu bentuk statis, mleainkan selalu berkembang, refleksi lingkungan menjadi menjadi acuan dinamika tumbuh kembang konsep diri seseorang, refleksi lingkungan yang positif dapat memberi kekuatan bagi seseorang, sekalipun ia memiliki citra diri yang kurang contohnya pada anak yang gaya dan miskin, atau gemuk dan kurus, sehat dan tidak sehat sering dalam kelompok tertentu memberanikan diri bersainga hingga pada tingkat pencemohan yang semakin menjatuhkan antara satu sama lain, maka proses pengembangan kepripadian individu dapat terlihat jelas kepripadian kita dikalangan umum, dalam hal inilah konsep diri dan pembentukan karkater seseorang harus dapat diwujudkan melalui perilaku dalam kehidupan, organisasi, bahkan hingga pada masyarakat dan di dalam pekerjaan dapat digambarkan menurut pola pemahanya serta konsep pengembangan diri yang ideal menjadi tolak ukur seseorang dalam memahami gaya hidup, kepripadian dan

B.      Pengertian Konsep Diri
             Konsep diri adalah gambaran, cara pandang, keyakinan, pemikiran, perasaan terhadap apa yang dimiliki orang tentang dirinya sendirinya, meliputi kemampuan, karakter diri, sikap, perasaan, kebutuhan (Tuntutan hIdup), tujuan hidup dan penampilan diri. Konsep diri ini sangat dipengaruhi oleh gabungan keyakinan karakteristik fisik, psikologis, sosial, aspirasi, prestasi dan bobot emosional yang menyertainya. Melalui konsep diri ini orang bercermin untuk melakukan proses menilai, mengukur atau menakar atas apa yang dimilikinya. Konsep diri inilah yang menentukan perasaan seseorang dalam merespon segala rangsangan dari luar dan dalam, jika konsep diri menilai positif dalammenanggapi rangsangan, sikap seorang pelajar atau mahasiswa pun positif dan secara emosional dibebani dengan emosi yang menyenangkan, ia akan mmberi dorongan untuk bertindak positif dalam bentuk penerimaan dan pencarian akan tugasnya atau melakukan sesuatu ( Contoh : Ketika seseorang disuruh membeil sesuatu dan akan mendapatkan upah, maka Pelajar atau Mahasiswa tersebut senang ), Sebaliknya konsep diri pelajar dan Mahasiswa mengatakan tugas itu sulit dan tak mungkin dilakukan maka beban emosi yang tidak menyenangkan muncul ( Seperti rasa Takut, Cemas,tak yakin, tak mampu,malas, berat dan sebagainya), dan mendorong respon negative dalam bentuk antagonism atau penghindaran.
    Konsep pengembangan diri menjadi bagian penting dari perkembangan kepripadian Pelajar dan Mahasiswa, sebagai penentu bagaimana seorang pelajar dan Mahasiswa bersikap dan bertingkah laku. Dengan kata lain, jika persepsi diri Pelajar/ Mahasiswa memandang dirinya tidak mampu, tidak berdaya dan hal-hal negative lainnya, akan mempengaruhi pelajar dan Mahasiswa dalam melakukan sesuatu atau berusaha, misalnya ( seorang Pelajar/Mahasiswa malas belajar oragnisasi/pelajaran/skill dll karena dianggap terlalu sulit dan tak mapu mempelajari dan menjalankannya sehingga menganggap belajar seperti kegiatan yang sia-sia saja dan cenderung dihindarinya, sebaliknya, jika seseorang merasa yakin mampu belajar dengan baik tentunya dia dengan antusias dengan giat belajar mengembangkan diri dalam berbagai bidang.
      Perkembangan konsep diri pelajar dan Mahasiswa ini sangat tergantung dari pematangan pengalaman, kemampuan intelegensi, penampilan,potensi diri dan keberanian dapat berkembang kearah yang positif dan produktif, kemudian kondisi fisik maupun suasana sangat mempengaruhi perkembangan konsep diri, karena itu jika seseorang bermasalah dengan percaya dirinya, bukan berarti tidak dapat diatasi, percaya diri itu dapat diarahkan secara positif. Ini tergantung sejauh mana kita membangun percaya diri dan kemauan untuk berubah.

Untuk mengarhkan pematangan konsep diri, harus mengenal unsure-unsur gabungan dari karakteristik citra fisik, citra psikologis, citra sosial, aspirasi, prestasi dan emosional yang turut membentuk konsep diri, antara lain :
1.   Penilaian Diri
Merupakan cara pandang dan keyakinan untuk menakar atau mengukur terhadap :
a)  Pengendalian keingan dan dorongan ( Ukuran kesanggupan, keberanian, kebutuhan dan perasan dalam diri yang memberi gambaran konse diri positif atau negative.
b)  Menghayati suasana hati ( Senang, Bahagia, Cemas, atau sedih ) Turut memberi sebuah gamabaran positif atau negative.
c)  Penilaian citra fisik, jika penerimaan terhadap kondisi fisik cukup memuaskan, konsep diri yang terbentuk pun positif, tetapi jika penilaian penerimaan fisik sangat buruk atau tidak puas dengan penampilan fisik, konsep diri pun jadi negative atau seorang pelajar dan Mahasiswa pun dihinggapi perasaan rendah diri.

2.   Penilaian Sosial
Salah satu unsur yang ikut mempengaruhi terbentuknya konsep diri adalah penilaian terhadap bagaimana penilaian dan penerimaan lingkungan sosial terhadap diri pelajar/Mahasiswa, penerimaan lingkungan sosial, pengakuan, kepercayaan, kegaguman, kecerdasan dan hebat dapat meningkatkan konsep diri seorang Pelajar dan Mahasiswa secara positif, sebaliknya, penerimaan yang buruk terhadap seseorang ( Tak ada Kepercayaan, Penolakan, mengejek, diangkap kacau, pemberontak, diangkap pemalas, mencuri, dll dapat menyebabkan seorang memiliki konsep diri yang negative.

3.   Citra Diri (Self Images)
Citra diri ini merupakan gambaran yang meliputi :
a)  Bagaimana menilai diri sendiri, seperti tingkat kecerdasan, kemampuan intelektual, status sosial maupun ekonomi dan peranan dalam lingkungan sosial.
b)  Cita-cita ideal pelajar dan Mahasiswa yang hendak dicapai dan seberapa besar pengaruh pengembangan yang didiolakan.
c)  Keberartian Diri ( Kebanggaan Diri), seperti peranan diri dalam lingkungan atau penilaian lingkungan

Bagaimana Konsep diri terbentuk ? dan seseorang memperoleh gambaran tentang dirinya ? menurut beberapa ahli, konsep diri dikembangkan melalui interaksinya dengan orang lain maupun peniruan. Apa bila sejak kecil seorang itu diterima, disayangi, dan  selalu dihargai, maka ia akan mengembangkan konsep diri yang positif, sementara itu itu pengalaman sosial yang buruk seperti ditolak, dicela, akan membentuk konsep diri yang negtaif. Demikian halnya perilaku orang-orang yang dianggap penting bagi seseorang maupun tokoh-tokoh idola akan mempengaruhi konsep dirinya, dengan bertambahnya usia, maka konsep diri akan terus berkembang melalui interaksinya dengan orang lain selain orang tua (Keluarga), terutama melalui perbandingan sosial dan kepemimpinan, jabatan atau karier dengan teman sebayanya

Mengapa Konsep Diri Penting bagi Seseorang ?
Semenjak konsep diri mulai terbentuk, seseorang akan berprilaku sesuai dengan konsep dirinya tersebut. Apabila perilaku seseorang tidak konsisten dengan konsep dirinya, maka akan muncul perasaan tak nyaman dalam dirinya. Inilah yang penting dari konsep diri, pandanggan seorang Mahasiswa tentang dirinya akan menentukan tindakan yang akan diperbuatnya.
Apa bila seseorang Mahasiswa memiliki konsep diri yang positif, maka akan terbentuk penghargaan yang tinggi pula terhadap diri sendiri, atau dikatakan bahwa ia memiliki self esteem yang tinggi. Penghargaan terhadap diri yang merupakan evaluasi terhadap diri sendiri akan menentukan sejauh mana seorang Mahasiswa yakin akan kemampuan dirinya dan keberhasilan dirinya. Jadi, apa bila ia memiliki konsep diri yang positif yang ditunjukkan melalui self esteem yang tinggi, segala perilakunya akan tertuju pada keberhasilan. Ia akan berusaha dan berjuang untuk untuk selalu mewujudkan konsep dirinya, misalnya, apabila seorang Mahasiswa merasa bahwa ia mampu, berarti ia akan belajar tekun dan bekerja keras dalam memimpin untuk membuktikan bahwa ia benar-benar panadai seperti keyakinan dan kemampuannya telah diukur sebelumnya. Juga tidak mudah putus asa karena mempunyai keyakinan dan kemampuan bahwa ia pasti berhasil dalam kepemimpinan dan bekerja karena kemampuannya.
Konsep diri Yang sehat
Konsep diri yang sehat tidak sekedar positif, tetapi merupakan gambaran tentang diri sesuai dengan kenyataan dirinya (Real Self). Apabila gambaran tentang dirinya yang dicita-citakan tidak tercapai maka akan terjadi kesenjangan antara diri yang dicita-citakan dengan kenyataan dirinya dan menimbulkan perasan tidak nyaman dalam diri seorang, semakin besar kesenjangannya, maka semakin besar pula rasa tidak nyaman yang ditimbulkannya.

                  Ada dua macam mekanisme yang biasanya digunakan oleh seseorang untuk mengatasai kesenjangan, yaitu : Pertama; yaitu berusaha memperkecil kesenjangan tersebut dengan cara berusaha keras mencapai ideal selfnya atau merevisi ideal selfnya sehingga, Kedua ; adalah dengan mendistorsi informasi yang tidak sesuai dengan ideal, cara yang pertama lebih sulit dilakukan oleh seseorang, dan mekanisme kedua sering dilakukan oleh banyak orang. Apa bila seseorang sering mendistorsi segala informasi yang tidak sesuai dengan real self-nya, maka sebenarnya ia cenderung menipu dirinya sendirinya, tidak realistis dan tiodak pernah mengembangkan dirinya sendirinya, sementara itu apa bila seseorang terlau menuntut dirinya seperti yang dicita-citakan, energinya akan tersita ke usaha tersebut, sehingga menimbulkan kelelahan dan ketidak nyamanan, sampai tidak mampu mencapainya, maka akan menimbulkan perasaan frustrasi dan kegagalan yang mendalam yang selanjutnya akan menghancurkan harga diri.

JENIS-JENIS PERILAKU
Membedakan perilaku seseorang dalam rangka pengembangan konsep diri, yaitu :
a)  Perilaku yang alami ( adalah perilaku yang dibawa sejak organisme dilahirkan ) secara otomatis stimulus yang diterima oleh organisme atau individu tidak sampai ke otak dan begitu timbul secara mendadak. ( Gedip Mata, Bunyi Lutut, dll)
b)  Perilaku Operan ( Melalui proses Belajar an diatur oleh pusat kesadaran atau otak )
            Tanda-tanda Kepripadian yang memiliki konsep diri yang positif
  1. Yakin akan kemampuan dalam mengatasi masalah. (percaya diri mengatasi masalah dan ada jalan keluar) Merasa setara dengan orang lain. Ia selalu merendah diri, tidak sombong, mencela atau meremehkan siapapun, selalu menghargai orang lain.
  2. Menerima pujian tanpa rasa malu, tanpa meremehkan oranglain dan tidak membanggaka diri
  3. Peka terhadap perasaan orang lain sehingga akan menghargai perasaannya, meskipun tidak disetujui masyakarat.
  4. Mampu memperbaiki dirinya sendiri sebelum menginstrospeksi orang lain, dan mampu untuk mengubahnya.
Dasar konsep diri positif adalah penerimaan diri. Kualitas ini lebih mengarah kekerendahan hati dan keramahtamahan dari pada keangkuhan dan keegoisan. Orang yang mengenal dirinya dengan baik merupakan orang yang mempunyai konsep diri yang positif.
           Tanda-Tanda Kepripadian yang memiliki konsep diri negatif
  1. Peka terhadap kritik. Orang ini sangat tidak tahan kritik yang diterimanya dan mudah marah atau naik pitam, karena setiap kritik diangkap dijatuhkan sehingga sangat keliru dalam meresponinya.
  2. Responsif sekali terhadap pujian. Walaupun ia mungkin berpura-pura menghindari pujian, segala macam embel-embel yang menjunjung harga dirinya menjadi pusat perhatian.
  3. Cenderung bersikap hiperkritis. Ia selalu mengeluh, mencela atau meremehkan apapun dan siapapun tanpa mengakui kelebihan dan mengungkapkan penghargaan
  4. Merasa tidak disenangi tidak diperhatikan, karena itulah ia bereaksi pada orang lain sebagai musuh.
  5. Bersikap psimis untuk bersaing dengan orang lain dalam membuat prestasi.
Individu yang memiliki konsep diri negatif meyakini dan memandang bahwa dirinya lemah, tidak berdaya, tidak dapat berbuat apa-apa, tidak kompeten, gagal, malang, tidak menarik, tidak disukai dan kehilangan daya tarik terhadap hidup. Individu ini akan cenderung bersikap psimistik dan kesempatannya dianggap sebagai halangan.
Individu yang memiliki konsep diri positif akan bersikap optimis, percaya diri dan menghargai diri
Dengan melihat uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa karakteristik konsep diri dapat dibedakan menjadi dua yaitu konsep diri positif dan konsep diri negatif, yang mana keduanya memiliki ciri-ciri yang sangat berbeda antara ciri karakteristik konsep diri positif dan karakteristik konsep diri yang negatif. Individu yang memiliki konsep diri positif dalam segala sesuatunya akan menanggapinya secara positif, dapat memahami dan menerima sejumlah fakta yang sangat bermacam-macam tentang dirinya sendiri. Ia akan percaya diri, akan bersikap yakin dalam bertindak dan berperilaku. Sedangkan individu yang memiliki konsep diri negatif akan menanggapi segala sesuatu dengan pandangan negatif pula, dia akan mengubah terus menerus konsep dirinya atau melindungi konsep dirinya itu secara kokoh dengan cara mengubah atau menolak informasi baru dari lingkungannya.
Aspek-aspek Konsep Diri

·        Dimensi Internal, terdiri atas tiga bagian:
  1. Diri identitas, yaitu label ataupun simbol yang dikenakan oleh seseorang untuk menjelaskan dirinya dan membentuk identitasnya. Label- label ini akan terus bertambah seiring dengan bertumbuh dan meluasnya kemampuan seseorang dalam segala bidang.
  2. Diri pelaku, yaitu adanya keinginan pada diri seseorang untuk melakukan sesuatu sesuai dengan dorongan rangsang internal maupun  eksternal. Konsekuensi perilaku tersebut akan berdampak pada lanjut tidaknya perilaku tersebut, sekaligus akan menentukan apakah suatu perilaku akan diabstraksikan, disimbolisasikan, dan digabungkan dalam diri identitas.
  3. Diri penilai, yang lebih berfungsi sebagai pengamat, penentu standar, penghayal, pembanding, dan terutama sebagai penilai. Di samping fungsinya sebagai jembatan yang menghubungkan kedua diri sebelumnya.
·        Dimensi Eksternal (terkait dengan konsep diri positif dan negatif), terdiri dari enam bagian:
  1. Konsep diri fisik, yaitu cara seseorang dalam memandang dirinya dari sudut pandang fisik, kesehatan, penampilan keluar, dan gerak motoriknya dan sebaliknya.
  2. Konsep diri pribadi, menilai kemampuan dirinya (Menggambarkan identitas dirinya penuh kebahagiaan, optimis, mampu mengontrol diri dan sebaliknya.
  3. Konsep diri sosial, yaitu persepsi, pikiran, perasaan, dan evaluasi dan terhadap kapasitas yang berhubungan dengan orang lain.
  4. Konsep diri moral etik, berkaitan dengan persepsi, pikiran, perasaan, serta penilaian seseorang terhadap moralitas dirinya
  5. Konsep diri keluarga, berkaitan dengan perspesi, perasaan, pikiran, dan penilaian seseorang terhadap keluarganya.
  6. Konsep diri akademik, berkaitan dengan persepsi, pikiran, perasaan, dan penilaian seseorang terhadap prestasi akademik.
         Ada 3 Dimensi Konsep Diri, yaitu:
  1. dimensi pengetahuan, yaitu deskripsi seseorang terhadap dirinya. (kelamin, etnis, ras, usia, berat badan, atau pekerjaan).
  2. dimensi harapan, yaitu Pandangan seseorang apa yang yang akan terjadi yang diharapkan dirinya kelak.
  3. dimensi penilaian, yaitu mengevaluasi atau menilai dirinya untuk memperbaiki
C.    Proses Mengembangkan Konsep Diri

1.   Mengenali Pripadi
a)  Mengetahui Identitas dengan Jelas
Seseorang dapat mengetahui secara jelas identitas dirinya tentang pola hidup, gambaran Umum pripadi ( gambar diri, Cara berpakaian, Cara makan, cara bekerja, cara memandang sesuatu, Menilai kemampuan ketrampilan, kemampuan kepemimpinan, kemampuan mengatur dan lain sebagainya) karena hal itu dapat membantu seseorang membangun konsep diri secara optimal.

b)  Mempunyai Visi Hidup Yang Jelas
Untuk membangun konsep diri dan pembentukan karakter, maka seseorang memiliki visi hidup yang sesungguhnya menjadi sebuah harapan dan tujuan hendak dicapai oleh seseorang tentang ; ( Kebutuhan Makan, MInum dan pakaian; Kebutuhan Pendidikan, Pekerjaan(Ambisi Kepemimpinan), Pembentukan Keluarga baru, dll) harus di gagas dalam sebuah mimpi dan dapat diperjuangkan setiap saat bersamaan dengan berkembangnya konsep diri
2.   Proses Pembentukan Konsep Diri
Konsep diri dapat didefinisikan secara umum sebagai keyakinan, pandangan atau penilaian seseorang terhadap dirinya. Seseorang dikatakan mempunyai konsep diri negatif jika ia meyakini dan memandang bahwa dirinya lemah, tidak berdaya, tidak dapat berbuat apa-apa, tidak kompeten, gagal, malang, tidak menarik, tidak disukai dan kehilangan daya tarik terhadap hidup.
Konsep diri terbentuk melalui proses belajar sejak masa pertumbuhan seorang manusia dari kecil hingga dewasa. Lingkungan, pengalaman dan pola asuh orang tua turut memberikan pengaruh yang signifikan terhadap konsep diri yang terbentuk.
                    Faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri
                    Berbagai faktor dapat mempengaruhi proses pembentukan konsep diri seseorang, seperti :
1)   Pola asuh orang tua
2)   Kegagalan
3)   Depresi  
4)   Kritik internal 
5)   Merubah Konsep Diri
6)   Bersikap obyektif dalam mengenali diri sendiri
7)   Hargailah diri sendiri
8)   Jangan memusuhi diri sendiri
9)   Berpikir positif dan rasional

3.   Tahap Pengembangan Kepripadian
Proses perkembangan konsep Diri, dapat dikelompokan dalam beberapa tahap, yaitu sebagai beikut :

a)  Tahap Pembentukan
Konsep kepripadian seseorang dapat bertumbuh dan dibentuk sejak ia dilahirkan dan di asuh oleh orang tua, maka proses pembentukan kepripadian itu sendiri telah ditanamkan pada masa akecil, tetapi konsep diri sesungguhnya tidak dapat dikembangkannya dan masih tergantung kepada kelompok orang tua, untuk turut membentuk karakter dan kepripadian seseorang dalam kategori anak yang bertumbuh kembang.

b)  Tahap Pembelajaran
Proses pengembangan individu(Kepripadian) seseorang pada tahap ini adalah dimana seorang Pelajar/Mahasiswa dapat belajar banyak hal dari orang lain dan mengembangkannya dalam potensi kepripadiannya, berupa hal-hal yang menarik perhatian seseorang untuk dikembangkan dalam konsep diri, tetapi tidak cukup dan masih terus ingin belajar tanpa membedakan mana yang baik dan buruk.

c)  Tahap Penyesuaian
Pada base ini seseorang berada pada tahap penyesuaian, dimana seseorang Pelajar/Mahasiswa memiliki konsep diri yang mendorong untuk ikut masuk dalam penyesuaian dari perkembangannya, dan seorang dapat dipengaruhi oleh berbagai tuntutan dan pengaruhnya, sehigga turut ikut arus perubahan dan perkembangan untuk mencoba dan meniru corak dan warna dari sebuah perkembangan.

d)  Tahap Bertanggung Jawaban
Merupakan tahap dimana konsep diri seseorang mengetahui gambaran secara jelas tentang, arah dan tujuan hidup yang hendak dijalaninya, sehingga dapat mempertanggung jawabkan atas hidupnya (Bertumbuh dalam kualitas moral dan sikap yang baik, prinsip hidup yang jelas, Kehidupannya dipuji oleh orang lain, mengenal secara jelas citra pripadinya, Mengerjakan sesuatu penuh tanggung jawab, menghargai orang lain dan dapat dihargai, Mendorong orang lain bertumbuh menjadi baik).

e)  Konsep Diri Yang Menghancurkan
Proses ini sering terjadi pada kalangan pelajar dan Mahasiswa dimana konsep pengembangan diri yang diartikan sebagai cocok yang dianggap mampu mengembangkan kemampuan dan intelektual serta ikut terlibat dalam berbagai perkembangan dan perubahan status, konsep ideology, pandangan hidup dan pola-pola penerapan dalam berbagai hal-hal yang buruk dan negative, maka perkembangan ini membawa seseorang dapat terjerumus dalam kehancuran ( Sex Bebas, Minuman keras, Pecandu Narkoba, Merokok maupun pengaruh penggunaan alat komunikasi modern dapat mempengaruhi seseorang untuk mengembangkan konsep diri yang negative.

f)    Tahap Evaluasi dan Perbaikan
Sering terjadi banyak hal yang dapat merugikan diri maupun kelompok orang lain, sehingga pentingnya evaluasi dan perbaikan konsep diri adalah merupakan pendekatan pripadi untuk mengevaluasi diri atas berbagai hal-hal yang buruk, baik, kegagalan, kesuksesan, hal-hal yang tertunda maupun hal-hal yang menjadi harapan tetapi belum dikembangkan bagi kehidupannya dapat di evaluasi, bahkan berbagai hal yang dapat merugikan diri dapat diperbaiki kembali untuk menata kehidupan pripadi yang lebih baik.

g)  Tahap Kematangan Konsep Kepripadian
Tahap ini adalah dimana seorang pelajar/Mahasiswa memiliki konsep diri yang sempurna dan dapat mengembangkan pola hidup yang sangat berstruktur, sistematik, dan idealis, dengan demikian konsep ini dapat memperlihatkan gambaran-gambaran umum seseorang yang memiliki karakter dan kemampuan hidup yang berkualitas, moralitas pripadi, tingkat intelektual yang tinggi, konsep pemahaman terhadap penguasan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tinggi, kemampuan professional yang memadai, kualitas kepemimpinan yang terukur, serta dengan kemampuanya dapat membantu dan mendorong orang lain untuk meniru pola pengembanganya.

4.   Konsep Harga Diri Rendah
-Mengeluh
-Ungkapan mengkritik diri sendiri, mengejek dan menyalahgunakan diri sendiri.
- Mudah marah dan tersinggung.
- Menarik diri.
- Menghindar dari orang lain.

   Keputusasaan
- Mengungkapkan keputusan.
- Mengatakan kata – kata pesimis.
- Kurang berenergi.
- Pasif tampak apatis.
- Lebih banyak tidur menarik diri.
- Marah.
  Menolak berkomunikasi
- Berbicara dengan nada yang tidak jelas.
- Pasif
- Tampak menyendiri / menghindar dari kegiatan yang ada orang lain.
- Tidak peduli dengan aktifitas hidup sehari – hari.
- Bersikap curiga dengan orang lain atau sekitar dan bermusuhan.
- Berbicara kacau, kadang – kadang tidak masuk akal.
- Mudah tersinggung, jengkel, marah.
- Ekspresi wajah tegang.
- Memukul atau menyakiti orang lain.
               Menilai Kepripadian
Dengan konsepd diri yang dibangunnya, seseorang dapat mengenal dengan jelas sikap kepripadiannya, yaitu ; ( Mencintai Keberhasilan, Murah Hati, Bersifat Tolo, Bijaksana, Kasar, Sadis, Cekatan, Membuat Serah, Strategic, perasa, sensual, aquatic, Pemalu, Kurang ajar, Hemat, Misterius, Sopan, Terpengaruh, Butuh perhatian, mencintai seni, Atletik, Berprikemanusiaan, Kekanak-kanakan, Mencari jati diri )
5.   Tipe Kepripadian Dalam sebuah Konsep Diri

   Deskripsi masing-masing tipe diorganisikan sebagai berikut ; Perumusan pengertian dan empiris, keperipadian (Ringkasan empirical), kepripadian (Perumusan teoritis), juga termasuk criteria untuk membedakan diantara model-model yang menyajikan sifat-sifat umum, yaitu :
a.  Model Realistik
           Orang yang realistiK menguasai lingkungan sosial dan fisiknya dengan memilih tujuan-tujuan, nilai-nilai dan tugas-tugas yang memerlukan penilaian yang obyektif, konkret, manipulasi benda-benda, alat-alat, binatang, dan mesin-mesin, dan menghindari tujuan, nilai-nilai, dan tugas-tugas yang memerlukan kesubyektifan, intelektual, ekspresi artistic, dan ketrampilan serta kepekaan sosial. Tipe realistic adalah kelaki-lakian, tidak sosial sosial emosi yang mantap (Kestabilan emosi), bersifat materialistic, keaslian, kekonkretan, dan berorientasi pada apa yang ada sekarang.
b.  MODEL INTELEKTUAL
Orang-orang intelektual menguasai lingkungan fisik dan sosial melalui penggunaan intelegensi, ia memecahkan masalah melalui manipulasi ide-ide, kata-kata, symbol-simbol dibandingkan dengan melalui kecakapan fisik dan sosial. Tipe orang intelektual ditandai oleh sifat-sifat seperti analitis, rasional, berdiri sendiri, radikal, abstrak, memusatkan perhatian dan pikiran kepada diri sendiri (Introvert) pengertian, kritis, ingin tahu, dan cerdas.

c.   MODEL SOSIAL
Orag-orang sosial menguasai lingkungannya dengan mimilih tujuan, nilai-nilai, dan tugas-tugas dimana ia dapat menggunakan kecapakannya demi kepentingan orang lainnya dalam hubungan untuk melatih dan mengubah tingkah lakunya. Orang sosial ditandai dengan kecakapan sosialnya dan kebutuhannya untuk mengadakan interaksi sosial, sifat-sifat yang khas pada orang soSial, termasuk keramah-tamahan, suka bergaul, kebutuhan menyenangkan orang lain., kesadaran sosial, status yang kuat, kebutuhan untuk menguasai orang lain, dia lebih mementingkan kesejahteraan orang lain; orang miskin, tidak berpendidikan, remaja, orang ang tak stabil dan usia lanjut, Dalam memecahkan masalah, dia menyadarkan dri pada pelampiasan emosi dan perasaan dari pada sumber-sumber intelektual.

d.  MODEL KONVENSIONAL
Orang-orang konvensional menguasai lingkungan fisik dan sosial dengan memilih tujuan dan nilai-nilai dan tugas-tugas yang didukung oleh adat kebiasaan masyarakat, dengan demikian dia mengadakan pendekatan terhadap masalah adalah bersifat stereotif, praktis, tepat; dia kurang spontanitas dan keaslian. Sifat-sifat pripadinya sesuai dengan orientasinya. Ia mengadakan kontrol yang baik, rapi, suka bergaul dan menciptakan suatu kesan yang baik. Ia sedikit kurang fleksibel, konservatif dan keras hati.

D.     Kualitas Kepripadian
1.   Kualitas Pengembangan diri dalam Organisasi
2.   Kualitas Pengembangan diri dalam pembentukan sikap dan karakter
Konsep diri dapat dapat membentuk karakter individu yang positif, dan sikap yang baik pula, sehingga kualitas hidup kepripadian dapat diukur melalui penilaian terhadap pola hidup, cara makan, cara berpakaian, cara berbicara, cara memimpin, cara menjalankan organisasi , efesiensi dan efektifitas kerja yang jelas, cara bekerja yang memberi dampak positif, cara pengembangan diri terhadap lingkungan kampus, gereja, keluarga/masyarakat, teman kerja, sahabat dan lain-lain, maka ada hal penting yang harus diperhatikan dalam mengembangkan konsep diri adalah :
a)  Membangun konsep diri tentang pola hidup yang baik dan cara makan yang teratur
b)  Cara Hidup yang sehat.
c)  Pola tingkat adaptasi lingkungan yang dapat memberi contoh.
d)  Menunjukkan penampilan dari sikap, karakter, cara berpakaian, cara jalan, cara bergaul, cara duduk, cara memecahkan masalah.
e)  Cara belajar sesuatu dari orang lain
f)    Dan cara mengajak orang lain untuk dekat dengan kita
3.   Pengembangan Konsep diri sebagai proses yang memperlengkapi supaya seseorang menjadi agen perubahan yang efektif di lingkup pengaruhnya. Kepripadian Pemimpin adalah pelayan, melayani orang lain. Pengembangan kepemimpinan pripadi berawal dari proses pelajar, meniru, dan mengadopsi cara dan pembawahan dalam pengembangan kepemimpinan pripadi, yaitu proses menjadi seperti orang lain di dalam hati, motivasi, karakter, dan hubungan satu sama lain. Konsep pengembangan kepripadian adalah orang yang mau mengembangkan dirinya dan menjadi pripadi untuk bisa memberikan pengaruh yang lebih tinggi.
4.   Pengembangan kepemimpinan kepripadian adalah sebuah proses, bukan sebuah kejadian. Kejadian-kejadian ada maknanya dalam proses ini tapi itu bukanlah perjalanan pertumbuhan seorang pemimpin yang terjadi seumur hidupnya. Kami memakai kata “pengembangan” dan bukan “pelatihan” untuk menunjukkan perbedaannya.
5.   Tujuan pengembangan kepemimpinan kepripadian adalah membangunpripadi yang berintegritas
6.   Fokus pengembangan kepemimpinan pripadi adalah dapat membangun konsep diri dan karakter melalui prose belajar untuk dapat membangun diri Tetapi, belum tentu mereka mendapatkan pelatihan karakter, ketrampilan kepemimpinan, atau bagaimana mempengaruhi orang lain agar bisa bekerja dengan penuh semangat untuk mencapai tujuan bersama. Pengamatan kami menunjukkan bahwa di banyak negara, pengetahuan Alkitab atau pengetahuan teknis paling banyak ditekankan dengan asumsi bahwa itulah syarat agar seseorang bisa memimpin.
7.   Kami percaya bahwa pengembangan konsep diri mencakup perubahan hidup dalam tiga hal penting: karakter, pengetahuan, dan ketrampilan memimpin.  Kami menggambarkannya seperti bangku berkaki tiga.
E.      Pembentukan Karakter Pripadi
Untuk memahami pentingnya kepripadian seseorang, maka setiap orang pasti memiliki sebuah konsep pengembangan dan pembentukan karakter menjadi hal mendasar yang harus dimilki oleh setiap insan didunia ini untuk dikembangkan, dipelihara hingga mempertahaknan karakter dan pola kepripadian yang baik, harus di tiru oleh orang lain menjadi acuannya, maka pembentukan karakter ini harus dibangun oleh pripadi itu sendiri, ada beberapa hal penting turut ikut mendorong terjadinya pembentukan karkater
1)   Indikator Pengembangan Diri
Konsep pembentukan karakter pripadi didorong oleh beberapa indikator penting berdasarkan pada Harapan, maka Konsep diri dalam pembentukan karakateradalah  sebagai berikut :
§   Konsep Ingin Belajar
§   Ingin Maju secara pripadi
§   Mau Memimpin
§   Ingin Membangun teladan bagi orang lain
§   Berjuang untuk ingin bekerja

     Sedangkan pembentukan karkater yang didorong oleh pengalaman dan evaluasi pada konsep pengembangannya adalah :
§   Ingin Memperbaiki kesalahan
§   Mengembalikan Keadaan dari yang buruk keada kehidupan seorang yang lebih baik
§   Menunjukkan tingkat perbikan dan kemajuan seseorang dalam konsep dirinya.
§   Suka memaafkan
§   Menerima masukan orang lain

2)   Proses Pembentukan Karakter Kepripadian
ü         Proses pembentukan Didalam Keluarga
Karakter seseorang telah terbentuk sejak ia dalam keluarga, dan ia turut belajar tentang hal-hal yang baik yang diajarkan oleh orang tua, maka  disitulah seseorang dapat mempelajari tentang karakter dan sikap pripadi yang harus diperbaharui dan dipelihara, maka keluarga menjadi unsur terpenting bagi seseorang untuk membentuk karakter yang sesungguhnya bermanfaat bagi dirinya maupun terhadap orang lain, maka konsep diri terhadap pembentukan karakter adalah sangat penting bagi seseorang dapat memahaminya.
ü         Proses Pembentukan melalui cara orang lain
Pembentukan karakter seseorang terjadi persamaan dengan perkembangan konsep diri yang selalu berubah berdasarkan perkembangan waktu dan pertumbuhan dan perkembangannya, maka seseorang dapat meniru karakter orang lain yang seakan-akan memberi arti baginya bahkan bila seseorang ikut masuk dalam kelompok tertentu, maka banyak hal-hal negative dapat ditiru dan dianggap semuanya penting bagi pripadinya.

ü         Pengalaman Pripadi :
Sering kali ada banyak orang mengangkap bahwa hidup ini adalah pengalaman, maka orang dapat mencari pengalaman sebanyak-banyaknya untuk kehidupan dan masa depan kerja, mendapatkan banyak uang, ikut bersenang-senang, berlibur atau belajar banyak hal baru menjadi sebuah menu khusus bagi seseorang dapat mengembangkan konsep diri, namun ada juga pengalaman yang dapat menyedihkan tetapi ada juga yang dapat menyenangkan dalam hidup, proses ini dapat membentuk karkater individu mengetahui dan memahami hal-hal baru bagi kehidupan dan pekerjaannya.

ü         Dorongan dari Orang lain
Motivasi ini sering terjadi dimana, karena setelah melihat cara hidup, karakter seseorang untuk maju, berusaha dan tergabung dalam suatu kelompok sehingga mendorong untuk belajar membangun karakter yang positif.

ü         Melalui kegagalan
Setelah seseorang dalam pengembangan konsep diri ternyata apa yang dicita-citakan bagi hidupnya sirna dan gagal, maka dapat mengambil langkah inisiatif untuk meprbaiki kembali cara hidup dengan pola pendekatang yang lain, maka sesungguhnya kegagalan tadi dijadikan sebagai mdoal pembaharuan bagi konsep diri dan dapat menata kembali melalui gaya hidup yang baru.

ü         Melalui kesuksesan Pripadi/Individu/kelompok
Ada hal-hal yang harus harus dapat dikembangkan dan menjadi sebuah inspirasi bagi pengembangan konsep diri adalah setiap kesuskesan seseorang menjadi sumber masukan bagi dirinya membentuk karakter memiliki nilai-nilai positif dari proses pengembangannya ( Merahi Kemengangan, Berhasil mendapat nilai tinggi, mendapatkan pekerjaan/Jabatan, membangun keluarga yang harmonis, dll)

3)   Dibentuk melalui Pengetahuan
ü          Konsep diri melalui proses pendidikan
ü         Pengetahuan dan Ketrampilan

4)   Kemampuan Individu
ü         Ketrampilan
ü         Pengalaman
ü         Prestasi
ü         Kualitas Diri dalam kepemimpinan dan jabatan

Tahap Pembentukan Karkter
Karakter setiap manusia terbentuk melalui 5 Tahap yang saling berkaitan. Lima tahapan itu adalah :
  1. Adanya nilai yang diserap seseorang dari berbagai sumber, seperti agama, ideologi, pendidikan dll.
  2. Nilai membentuk pola fikir seseorang yang secara keseluruhan keluar dalam bentuk rumusan visi.
  3. Visi turun ke wilayah hati membentuk suasana jiwa yang secara keseluruhan membentuk mentalitas.
  4. Mentalitas mengalir memasuki wilayah fisik dan melahirkan tindakan yang secara keseluruhan disebut sikap.
  5. Sikap-sikap dominan dalam diri seseorang yang secara keseluruhan mencitrai dirinya adalah apa yang disebut sebagai karakter atau kepribadian.
Proses pembentukan mental tersebut menunjukan keterkaitan antara pikiran, perasaan dan tindakan. Dari akal terbentuk pola fikir, dari fisik terbentuk menjadi perilaku. Cara berfikir menjadi visi, cara merasa menjadi mental dan cara berprilaku menjadi karakter. Apabila hal ini terjadi terus menerus akan menjadi sebuah kebiasaan.
PENGARUH DARI KONSEP DIRI DAN PEMBENTUKAN KARAKTER
A.  Membangun Kualitas Hidup Yang Sehat
Seseorang yang memiliki kualitas hidup dan karakter yang baik adalah orang-orang yang rasa memiliki makna kepripadian yang dieksepresikan dalam kehidupan sehari-hari melalui sikap, karakter, pembawahan, kebiasan hidup, memandang segala sesuatu yang ada didepan kita, bahkan ingin belajar hal-hal dari orang lain, tentang budaya, cara hidup, dan cara pandang terhadap dunia luar dari kita, semuanya ini pasti setiap orang dapat dilalui, bahkan tatkala beberapa orang yang tidak memahami dengan baik tentang apa arti hidup sering kehidupan menajadi lebih buruk dari proses perkembangan itu sendiri dan kehidupan akan menjadi tak ada artinya bila dipandang oleh orang lain, saat itulah konsep diri kita yang sesungguhnya menjadi terburuk, Ada beberapa kebiasaan yang dapat mempengaruhi terjadinya sebuah pola hidup yang tidak disegani oleh banyak orang, pengaruh ini akibat dari pada pembentukan karakter dan sikap yang mengundang konsfirasi kehidupan sosial yang menentang nilai-nilai mendasar kualitas kehidupan yang dinamis dan bermoral, sebuah dampak dari konsep diri yang salah dalam pembentukan karakter individu, lebih sering terjadi dikalangan Mahasiswa adalah mengangkap diri lebih baik dan segala sesuatu dianggap muda sehingga melakukan berbagai tindakan-tindakan yang sesungguhnya adalah dapat menjatuhkan konsep diri yang sempurna, maka saat itulah wibawa seseorang sudah tiada, kredibilirtas individu berkurang, kepercayaan terhadap seseorang budar,meniadakan bertanggung jawaban atas hidup dan tugas, sesuatu yang harus dikerjakan menjadi pemalas, suka mempersalahkan orang lain bahkan hingga mengangkat masalah-masalah orang lain dikalangan umum, suka menuntut dan balas dendam semua bentuk ini terjadi karena konsep diri yang salah dalam membentuk karakter.

Ada beberapa kebiasan yang dapat merusak gambar diri yang sesungguhnya, yaitu :
a)  Hidup dalam Kebiasaan minuman keras
b)  Kebiasaan Merokok
c)  Meniru Corak dan Model orang lain( Cara Berpakaian, Cara tata wajah, rambut dll)
d)  Hubungan sex diluar nikah ( Ganti-ganti pasangan )
e)  Menipu orang lain
f)    Suka memberontak
g)  Mencuri hak milik orang lain
h)  Menyembunyikan sesuatu
i)     Gosip
j)     Dendam (Iri)
k)   Berkelai (Pertentangan)

Hal-hal tersebut dapat terjadi Akibat dari tidak membangun sebuah konsep diri yang positif, maka pada akhirnya adalah seseorang dapat mengalami kehidupan yang terburuk,dan jika keadaannya tak dikendalikan, maka yang terjadi adalah :
1.   Putus asa
2.   Menderita
3.   Kehidupanya hancur
4.   Gagal dalam perencanaan
5.   Tidak mencapai target
6.   Stress
7.   Depresi
8.   Cemburu
9.   Gila
10.        Stroke dan sakit Kanker
11.        Bunuh diri
12.        Magic/Dukun
13.        Melamun rasa tak berdaya/mengalami kelelahan

B.   Kualitas Kepemimpinan Individu Yang Sukses
Konsep diri dan pembentukan Karakter dapat mempengaruhi terhadap kualitas dalam kepemimpinan organisasi dan dapat menjadi faktor penting yang ikut mendorong seseorang dapat mengukur diri kemampuan dan potensi pripadinya, serta menunjukkan gaya hidup yang sehat menjadi salah satu syarat untuk memimpin dan menjalankan organisasi dengan penuh tanggung, serta kualitas hidup dapat mendukung upaya pengembangan organisasi yang lebih terfokus dengan memperlihatkan prestasi kinerja yang baik. Adapun kualitas kepemimpinan individu dapat didukung oleh :
a)  Sikap Kepripadian yang matang dalam memimpin.
b)  Memiliki Pengetahuan dan Kemampuan dibidang kepemimpinan dan organisasi.
c)  Dapat bertanggung ajwab atas organisasi
d)  Banyak Memberikan Konstribusi terhadap Organisasi
e)  Rela Berkorban Bagi banyak orang
f)    Memahami Visi dan Misi Organisasi serta dapat bertanggung jawab atas fungsi dan tugas kerja.
g)  Dapat membantu menangani dan menyelesaikan berbagai masalah yang timbul di kalangan Mahasiswa menjadi tanggung jawabnya.
h)  Perlu dilakukan transparansi keuangan, sehingga mendapatkan penghargaan dari para anggota.
i)     Menyelenggarakan Manajemen organisasi secara baik dan terprogram dibidang pengembangan program kerja

      Selain dari hakl-hal tersebut diatas, ada juga beberapa faktor –faktor ikut mendorong seseorang memiliki kualitas untuk memimpin yaitu :
§   Faktor internal : Pripadi memiliki kemauan untuk memimpin dan bersedia menjadi badan pengurus dalam organisasi, serta memiliki konsep pripadi atas program kerja, mampu mendatangkan dana bagi organisasi
§   Faktor Eksternal : Pripadi mendapat dukungan dari anggota dan ikut mendorong melalui kerjasama yang baik
     
                   Faktor-faktor yang menghambat  seseorang dalam kepemimpinan, yaitu :
§   Program kerja yang telah ditetapkan tidak dijalankan dengan baik.
§   Tidak tersedianya dana untuk membiayai program kerja.
§   Tidak adanya pengakuan terhadap satatus dan keberadaan oragnaisasi
§   Belum adanya sekretariat organisasi sebagai pusat informasi dan pengembangan organisasi.
§   Dan lain-lain

Kegagalan Seseorang Dalam Kepemimpinan
Sering seseorang yang berambisi untuk memimpin sebuah organisasi dan bekerja keras memimpikan sebuah harapan melalui paparan Visi dan Misi untuk memimpin sebuah, Jabatan tertentu, tetapi selalu saja terjadi kegagalan dalam kepemimpinan, hal itu terjadi karena :
1)      Tidak Memahami Organisasi dengan baik sehingga tidak bisah menjalankanfungsi kepemimpinanya dan terjadi kefakuman kerja.
2)      Tidak dapat bekerjasama dengan anggota atau unit-unit kerja lain.
3)      Tidak berusaha mencarikan dana untuk membiayai program kerja organisasi
4)      Organisasi dijadikan sebagai alat untuk memainkan peran individu dan kelompok kepentingan.
5)      Tidak mendapatkan dukungan sehingga program kerja satu pun tidak direalisaskiannya.
6)      Sikap dan Karkater seseorang yang tidak dapat membangun orang lain mellaui kepemimpinannya.
7)      Visi dan Misi tidak dapat dijalankan sesuai dengan pola yang didasari oleh konsep diri yang dikembangkannya dalam kepemimpinan.

C. Tingkat Prestasi Kerja
Konsep diri dalam kepripadian dan pembentukan karakter dapat membawa seseorang menjadi pripadi yang memiliki identitas yang jelas, dimana dampaknya akan berpengaruh terhadap tingkat prestasi pada kehidupan, prestasi yang dirahi oleh seseorang dalam pengembanganya adalah :
1)   Karakter dan sikap pembawahan seseorang dilingkungan kerja dapat dilihat oleh banyak orang.

2)   Cara kerjanya selalu teliti dan teratur.
3)   Bertanggung jawab terhadap tugas dan fungsi kerja
4)   Dapat dipercayai oleh banyak orang
5)   Kerja dengan setia
6)   Memprioritaskan apa yang perlu dilakukan (Belajar, Organisasi, Pekerjaan)
7)   Dan lain-lain

D.  Pelayanan Publik
Pengembangan konsep diri dan pembentukan Karakter kepripadian adalah menjadi unsur terpenting bagi seseorang untuk menentukan arah, pola pikar dan sikap kepripadian yang harus dipupuk untuk masa depan pripadi, keluarga, gereja dan masyarakat, karena pemahaman tentang konsep diri dan pembentukan karakter akan menjelaskan identitas seseorang dalam mempengaruhi orang lain dari cara pandang, cara hidup, gaya kepemimpinan, cara mengatur, cara berbicara semuanya ini dapat memberi makna bagi masyarakat, dan peran kita di masyarakat akan dilihat oleh seluruh kelompok masyarakat dari berbagai kalangan pejabat, kelompok intelektual, kelompok awam dan kelompok birokrasi sehingga konsep diri yang selama ini dikembangkan harus diimplementasikan melalui aktualisasi peran kepemimpinan dalam karier atau jabatan.

Konsep diri dan pembentukan karakter kepripadian akan tumbuh bersamaan dengan adanya nilai-nilai mendasar kepripadian yang selalu melakat pada sebuah sifat yang turut memberi dampak terhadap orang lain, yaitu :
1)      Menunjukkan Rasa cinta kasih kepada orang lain dan terhadap diri sendiri.
2)      Turut rasa memiliki beban terhadap kesulitan dan masalah orang lain.
3)      Rela berkoran bagi banyak orang
4)      Merendahkan diri terhadap orang lain
5)      Memiliki sikap suka menerima dan mengampuni kesalahan orang lain
6)      Menghargai pendapat dan masukan orang lain sebagai salah satu cara adaptasi terhadap lingkungan untuk mendewasakan diri dalam cara berpikr yang baik.
7)      Memiliki konsep kerja yang berstruktur dan sistematis
8)      Wibawanya dihormati dan dihargai banyak orang
9)      Kerja penuh bertanggung jawab
10)  Memiliki pengetahuan dan sikap profesionalisme yang berkualitas untuk mengimbangi kinerja
11)  Cara kerjanya jelas dan bertanggung jawab

Dari semua hal-hal disebutkan diatas bisa terjadi, biasanya bermula dari proses pengembangan konsep diri dan pembentukan karakter yang terbentuk dari proses pembelajaran, pengalaman, ketrampilan, pelatihan dan bahkan melalui sebuah dorongan orang lain membentuk diri menjadi lebih baik

Kesimpulan
Konsep Diri dapat dibentuk dalam kepripadian seseorang untuk mampu mengenali identitas diri dan gaya hidup yang turut menentukan arah hidup yang jelas, maka seseorang
             Konsep diri dikembangkan melalui proses yang sangat komplek yang melibatkan banyak variable. Keempat komponen konsep diri adalah identitas, citra tubuh, harga diri, dan peran. Konsep diri adalah representasi fisik seorang individu, pusat inti dari “Aku” dimana semua persepsi dan pengalaman terorganisasi. Konsep diri adalah kombinasi dinamis yang dibentuk selama bertahun-tahun dan didasarkan pada hal berikut:
  1. Reaksi orang lain terhadap tubuh seseorang
  2. Persepsi berkelanjutan tentang reaksi orang lain terhadap diri
  3. Hubungan dengan diri dan orang lain
  4. Struktur kepribadian
  5. Persepsi terhadap stimulus yang mempunyai dampak pada diri
  6. Pengalaman baru atau sebelumnya
  7. Perasaan saat ini tentang fisik, emosional, dan sosial diri
  8. Harapan tentang diri
Identitas  kita membentuk salah satu dari ke empat prinsip yang terintegrasi dari konsep diri. Menjadi “diri-sendiri” adalah hal yang terpenting dari identitas. Identitas sering didapat dari observasi-diri seseorang dan dari apa yang kita katakan tentang diri kita (Stuart & Sundeen,  1991). Orang dewasa yang penting dan berpengaruh sering memberi identitas pada anaknya sampai anak mampu melakukan observasi diri secara mungkin membuat suatu penilaian bahwa hal ini adalah tidak benar, sehingga anak memasukkan pernyataan negative ini ke dalam identitasnya.
Ketika kita berfikir tentang diri kita secara fisik, gambaran mental kita adalah citra tubuh kita. Citra tubuh adalah bagian dari konsep diri yang mencakup sikap dan pengalaman yang berkaitan dengan tubuh, termasuk pandangan tentang maskulinitas dan femininitas, kegagahan fisik, daya tahan, dan kapabilitas (Drench, 1994). Citra tubuh dapat berubah dalam beberapa jam, hari, minggu, atau bulan, bergantung pada stimuli eksternal pada tubuh dan perubahan aktual dalam penampilan, struktur atau fungsi. Cara orang lain melihat tubuh kita juga mempunyai pengaruh. Misalnya, seorang suami yang berkuasa dan kasar mungkin akan mengatakan pada istrinya bahwa ia jelek dan tidak ada orang lain yang menginginkan dirinya. Selama bertahun-bertahun perkawinannya, ia percaya citra tubuhnya dan memasukkannya ke dalam konsep dirinya.
<<<<<<<<<<<SEKIAN DAN TERIMA KASIH>>>>>>>>>>>>>>>>>>

                                SELAMAT BERDISKUSI
Jakarta, 31 Desember 2010



Oleh Wesley C.Mirin
Wisma Brendita, Jatirangon, Bekasi
31 Desember 2010
E-mail:Wesley.mirin@live.com
Mobile : 62-81284499313



                                                                                                      

1 komentar:

  1. semoga materi ini bisa menambah wawasan kita dan bermanfaat bagi saudara-i yang membacanya....
    Thanks.....

    BalasHapus